Saturday, December 22, 2018

TERJEMAHAN LIRIK LAGU ONE OK ROCK _ ONE WAY TICKET



 
lagu ini kisah nya mirip dengan lagu Beside You nya 5 Second of Summer dan lagu Miles Away nya Memphis May Fire >_< I love it. 
kayak nya ini the first time One Ok Rock bikin lagu dengan tema manja seperti ini.
Bdw Taka ... kamu bikin ini lagu ditujukan untuk siapa ? kamu loh jomblo #plak



One Ok Rock _ One Way Ticket 

Remember that night
Teringat malam itu
I had to leave you
Aku harus meninggalkanmu
You said “it’s alright”
Kau bilang “tak apa-apa”
And i believed you
Dan aku percaya padamu
You know i’m no good
Kau tahu aku tak pandai
No good at goodbyes
Tak pandai dalam perpisahan
No good without you
Tak pandai tanpa dirimu
Better by your side
Lebih baik jika di sisimu

Wish i could be there with you
Berharap aku bisa berada di sana bersamamu
I’m feeling lost without you
Aku merasa tersesat tanpamu

In this empty bed
Di ranjang kosong ini
Where i’m all alone
Di mana aku seorang diri
I’ve been such a mess
Aku sudah seperti orang kacau
I need a one way ticket
Aku butuh tiket sekali jalan
Anywhere you are
Di mana pun kamu berada
Is where i want to go
Adalah ke mana aku ingin pergi
You are my address
Kau adalah alamatku
I don’t care how i get it
Aku tak peduli bagaimana aku mendapatkannya
I need a one way ticket
Aku butuh tiket sekali jalan
Home
Pulang
I need a one way ticket
Aku butuh tiket sekali jalan
Home
Pulang

When you’re not with me
Saat kau tak bersamaku
These days are boring
Hari-hari jadi membosankan
Wish it were easy
Berharap ini mudah
Like sunday morning
Seperti minggu pagi
When i’d be waking up with you
Ketika aku terbangun bersamamu
Only doing the things we wanna do
Hanya melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan
My heart is anywhere you go
Hatiku adalah ke mana pun kau pergi
When i’m next to you i’m home
Saat aku berada di sampingmu aku nyaman

Wish i could be there with you
Berharap aku bisa berada di sana bersamamu
I’m feeling lost without you
Aku merasa tersesat tanpa dirimu

In this empty bed
Di ranjang kosong ini
Where i’m all alone
Di mana aku seorang diri
I’ve been such a mess
Aku sudah seperti orang kacau
I need a one way ticket
Aku butuh tiket sekali jalan
Anywhere you are
Di mana pun kamu berada
Is where i want to go
Adalah ke mana aku ingin pergi
You are my address
Kau adalah alamatku
I don’t care how i get it
Aku tak peduli bagaimana aku mendapatkannya
I need a one way ticket
Aku butuh tiket sekali jalan
Home
Pulang
I need a one way ticket
Aku butuh tiket sekali jalan
Home
Pulang

Tuesday, December 11, 2018

Taka One Ok Rock Fanfiction

Bukan karya sendiri ... Inspirasix dpt dari lagu,One Last Time,Dreaming Alone dan Back to December,acak2kan wkwkwkwkw

By The Way Ada Versi Baekhyun X Taehyung


Taka One Ok Rock Very Short Fanfiction
cast :
Taka x Reader 


ONE LAST TIME






"aku tau dia memberikan segalanya untuk mu bahkah sesuatu yang tak bisa ku berikan padamu,tp untuk terakhir kalinya tak bisa kah kw mengizinkan ku pulang bersamamu,sekali saja,setelh itu aku berjanji akan melepas mu",,,,
*hening ! Aku melihatnya menatap kosong ke arah lain,dia saat ini berada tepat di hdapanku,,senang sebenrnya,dia mau meluangkan waktux hax untk bertemu dengan ku,setelah beberpa bulan kami terpisah,percakapn ku awali dengan menanyakan bgaimana kbrx dan kbr keluarga nya,senyumx manis ! Sama saat pertama kali aku bertemu dengan nya,bgitu pun aroma tubuhx,, tp mungkin saat ini dia tak sama seprti dulu,aku bahkan tak tau apa yang difikrannya,dia tak mengacuhkan perkataanku. Yah ! aku tau alasan nya mengapa dia bertingkah seperti ini,,,
"maaf aku,harus pergi " dia pamit padaku,,aku mengangguk,,aku tau ucapan ku yang tadi sama hal nya aku menelan ludah ku sendiri,aku yang memulai masalh,rusaknya hubungan ku denganx karena ulahku,aku pembohong,aku gagal terhdpx,aku gagal menghdpix,aku meninggalkanx di mlm itu,dimalam ulang tahun nya,aku tak memberinya kabar padanya. Terakhir ku ketahui tentangx dia sudh memiliki kekasih bgtu pun jga aku, mungkin tak sulit bgix mendptkn penggati diriku yang memng benr2 egois.
Malam ini aku benar2 gelisah,aku memikirkan percakpan pagi tadi,tak ada sedikit pun perasaan malu yg aku rasakan setlh aku mengutarakan isi hatiku. Hah entah lah ! Ada apa dengan hari ini ! Aku meringkuk di samping kekasih ku, Kellin, dia menemani ku mlm ini, orang tua ku pergi keluar kota. Aku berusaha memejamkan mata, tp tak bisa, pria dengan mata kecil itu trus menghantui ku " taka,taka,taka ,,, hey ayolah dia bukn milk mu lgi," aku memejmkn mata dan menggelengkan kepalaku bersaha meyakinkan diriku sendiri,,,,
"hey sayang ada apa ? Kw terlhat gelisah " .... Aku tersentak, ku kira dia sudah tidur,,kelin bangun dan duduk disampingku "ada apa?" dia menanyaku lagi sambil mengusap rambutku ,,, "aaaaah tdk, aku hanya sedikit cape,, tidur lah !" kucium tanganx.... Dia kembali berbaring dan memeluku hingga pagi.aku sudh memiliki keksh,tak tak bisa ku pingkiri,setiap malam yg hadir dlm mimpi ku adalah taka, mungkah jg taka sperti itu? Atau hax aku sja yg bermimpi sendiri?
....Aku benr2 tdk konsen dgn materi kuliah hari ini, aku ingin cepat2 keluar dri kelas, tadi pagi setelah Kellin mengatar ku ke kampus aku mendpt sms "beri tau aku,setlah kelas mu slesai,temui aku di taman kampus" ... Taka yang mengirimx,,, ada apa yah ? Mungkinkh dia ingin menuruti permintaan ku agar aku bisa benar2 melpasx,dan tak menggangu hubungax dan kekshx,,? Heeey ,,, aku msih ingin bersama mu !!
Aku memnunggux sambil duduk di bangku taman dan menyembunyikan wajahku di lipatan tangan ku di atas meja,,, "dia yg menyuruhku menemuix,tp justru aku yg menuggux,menyebalkan ! " gumamku ,,
"maaf membuat mu menunggu,aku hanya ingin mengembalikan ini" dia memebrikan bju yg bertuliskan party naked,bju yg pernh berikan saat ulthx dulu.. " itu saja ?" aku sdkit kesal ! Aku tak menerimax dan bernjak pergi "hey tak bisa kah kw ttp brada dsni semenit saja,setidaknya maafkan aku,"dia meanrik tanganku dan memksaku untk ddk dsmpingx,aku sebnrx tak percya dgn apa yg dia cpkn " oh tdk,aku yg salah,bkan drimu,aku yg sehrusx minta maaf"aku bergsr menjauh darix tp dia menarik pundak ku,ini benr2 membuat wajh ku mepet dgn wajhx
"yah,tp aku tw,kw pux alasan,hingga kw bertingkah seperti itu,aku yg terlalu possessive padamu,aku tw itu tak membuat mu nyaman"
"lalu? " dan apa maksdx kw memngemabikn baju ini,?"aku smkn bingung dgn ucapan nya,aku melepas tanganx dri pudkku,,aku melhtx agak kesal ! Dia langsung menarik pinggangku agar smkin dktx dgnnya,jantungku berdgub kencang !! "Itu hax modus say hehehe,sbgai alasan agar aku bisa menemui mu" ucapnya sambil meringis dan menunjukan gigi2x yg besar ... Dia melnjtkn perkataanx
"tak perduli aku maupun dirimu tlah bersama yg lain,yg aku inginkan,aku ingin menjdi satu2x org yg mngatr mu pulang dan melihtmu terbangun di pagi hari di pelukan ku," aku hax bisa terpaku,dia mendekapku dan berbisik "aku tak perduli seberpa egoisx dirimu,setiap saat yg kuingat adalah bgaimana aku jth hati pdmu saat itu,dan stiap kali ku meliht mu,sepertiku mlhtmu saat pertama kali aku bertemu dgn mu,aku slama ini bersamax tp aku bkan apa2 tanpamu,hax drimu yg hadir dlm mimpiku," aku mengis sejadi2x,setlh mendengar kata2 itu,dia smakin ert memeluk ku,aku bisa mersakn hembusan nafsx yg mengenai telingaku,"kita selesaikan semua ini dan mulai lagi dari awal " ... Tuhaaaaan... Aku memang benar2 tak bisa tanpa nya, apa gunanya kebebasan jika setiap saat aku merindukanx

Cerpen Remaja Karena mu bang Suga ( Part 2)

Entahlah !! masih ada lanjutan nya atau tidak. 

The Conscious

Aku yang mulai lelah di pengunjung hari, berusaha melepas segala harapan tabu ku akan diri pemuda yang selalu menyita atensi ku, sosok pemuda dengan mata kecil nya yang sukses membuat hari-hari ku berwarna. Pemuda yang menjadi satu-satunya alasan untuk ku bertingkah layaknya seorang gadis. Mengenakan High hill, wewangian bunga, pewarna kuku, setelan dress panjang dan masih banyak hal feminim lainnya. Namun apalah daya ku, yang hanya gadis biasa, manusia pada umumnya, yang memiliki titik jenuh dan keputus asaan. Tak mampu menunggu lebih lama lagi sekedar menanti secercah harapan untuk ku menggengam nya menjadi milikku sepenuhnya. Hingga di akhir nya, aku melangkah maju meninggalkan nya, membuka hatiku demi sebuah lembaran baru di masa depan. Menerima seseorang yang ku harapkan mampu menjadi penopang ku ketika diri ku lelah dirajai hari. Tapi lagi lagi segala kenyataan tak sesuai yang ku harapkan, ketika tangan tuhan, menempatkan ku pada posisi terjepit. Di saat aku mulai bangkit, dia kembali hadir dalam hidupku. 

"Rahma!!! Disini juga?? “
Aku terperanjat lalu menoleh, kulihat abang Suga berada di belakang ku, dengan penampilan kasual nya yang sekali lagi membuat ku terpana,Bang Suga mengenakan kaos hitam polos berkerah V dengan jaket Varsity yang melapisi nya serta dipadukan dengan celana jeans puntung hingga di lutut nya, penampilan yang simpel tapi masih menunjukkan aura menawan dari nya, tak lupa pula ia mengenakan sendal jemput eiger yang membuat penampilan terlihat boyish, padahal umurnya dua puluhan lebih.
" eh Bang Agus " respon ku namun aku segera menutup mulut ku, ya Astaga, aku keceplosan, efek dari keseringan nya aku membahas Bang Suga sama Tima, aku selalu mengkamuflase nama Bang Suga menjadi Bang Agus, membalik huruf nya dari belakang ke depan. Akhirnya, Begini jadinya, keceplosan.
" belanja??" Tanya nya padaku. aku bisa bernafas lega, dia tidak menyadari kalau aku salah menyebut nama
" eh...eum tidak juga , hanya beli ikan" aku menjawab gagap. Dia merespon dengan berdehem " abang beli apa disini? " aku memberanikan diri bertanya, usaha, agar percakapan ini tidak putus
" beli jarum sepatu" jawab nya singkat
" untuk jahit sepatu?" Tanya ku basa basi
" untuk jahit mulutnya orang yang nanya bodo bodo, dimana - dimana jarum sepatu untuk jahit sepatu"
Aku menunduk sambil cengengesan, mengiyakan ucapan Bang Suga, tipikal Bang Suga yang tidak bisa hilang, omongannya pedis, belum lagi kepribadian nya yang susah ditebak, tadinya ramah, tapi tiba-tiba bisa berubah drastis layaknya mafia underground yang gemar mengeluarkan umpatan kasar, aku mulai berfikir, untuk memasukkan nama Bang Suga di mata kuliah Kejahatan Internasional sebagai daftar penjahat paling berpengaruh di dunia.
Ngomong - ngomong aku baru sadar, ini pertama kalinya aku bertemu bang Suga di luar kampus, dan ya Tuhan, penampilan ku benar benar berantakan kali ini, aku mengumpat diri ku dalam hati yang begitu bodoh nya mengenakan kaos kampanye keluar rumah. Ini baju nya bapaaak.... yagusti >_<, kaos partai PDIP jaman bapak masih jadi pegawai rendah. Aku suka kaos ini, warna nya hitam, jarang kaos kampanye warna hitam merah begini . Tapi seandainya tau akan ketemu Bang Suga mana mungkin berani aku pake kaos ini, aku lebih PD pake kaos Darbost >_<, belum lagi ukurannya yang kedodoran ditubuh ku ,di tambah lagi ada gambar sablon kepala banteng besar dibagian dada . Aku pun mengenakan celana tidur doraemon yang ku pakai semalam, serta sendal jepit Carvil kulit warna coklat yang juga kebesaran dikaki ku, perlu digaris bawahi, ini sandal jepit nya bapak kalo pergi sholat Jum'at dimasjid , dan yang lebih parah nya lagi, aku tak memakai jilbab, kurang mampus apalagi coba bung, dengan percaya dirinya aku mengekspose rambut exotic ku yang lebih mirip sarang burung walet. Hamba malu ya rabb, takut Bang Suga ilfil padaku , Bang Suga penampilan biasa saja tetap ganteng, sedangkan aku lebih mirip pembungkus nasi sterofom yang mangkrak di sudut bangku terminal kereta api T_T. Aku ingin lari menghindari tapi bang Sungai malah menawariku pulang bersama
" tapi aku bawa motor sendiri bang" aku mengelak tawaran nya dengan sesopan mungkin
" ya sudah, klo gitu jalan bareng sampe parkiran"
Aku cuma bisa menganguk kikuk, kehabisan akal untuk bisa menghindari Bang Suga, sampai parkiran, sampai disitu saja kok, lg pula rumah ku beda arah dengan rumah nya.
Ketika sampai parkiran, abang Suga terkikik sambil menutup mulutnya, aku menoleh heran melihat tingkah nya
" itu gimana bawa nya?" ujarnya ketika tau aku bawa motor besar, aku baru ingat, aku bawa motor nya bapak ke pasar, motor ku dibawa arisan mama.
" tangan satu" ucap ku seenaknya, tapi terus terang aku kesulitan
" ya enggak bisa, itu motor koplen Ma"
"aku enggak kepikiran bawa keranjang belanja"
" sekalipun bawa keranjang, mau taruh mana,? di stang? Enggak mungkin, kecuali kamu bawa temen untuk megangin"
Aku terdiam, kenapa aku bodo sih, bodo depan nya Bang Suga lagi, malu lagi kan? Muka taroh mana Yarobi . Alih alih mau keliatan keren bawa motor gede, yang ada justru keliatan bego mendadak
" sini abang yang bawa kantong ikan nya"
"hah, enggak perlu bang, aku gantung aja di subreker" shit!! ngomong opo to aku iki
“motor abang matic, ada gantungan nya di depan "
" tapi air ikan nya netes bang nanti motor nya abang amis"
" kan bisa di cuci"
"tapi ngerepotin bang"
"enggak apa-apa" Bang Suga merebut kantong ikan belanjaanku dari tangan ku
Kalau masalah adu argumen atau debat apapun itu, ngeyel - ngeyelan sekalipun macam ini, aku akan tetap kalah kalo sama Bang Suga. Ujungnya aku hanya nurut, ngikutin segala komando nya.
Sepanjang jalan yang ku dengar Bang Suga terus tertawa terbahak bahak , dia naik motor mengikuti ku dari belakang.
"itu kalo ada lobang minggir Ma" teriak nya sambil tertawa " jangan di labrak begitu saja" abang Suga menertawakan gaya ku mengendarai motor, sekedar informasi, aku pernah mengalami kecelakaan hebat ketika naik motor, hingga menyisakan trauma mendalam, aku selalu kagok kalau berkendara, aku masih takut nyelip kendaraan lain, alhasil kalau mengendarai motor, aku lurus terus, enggak perduli ada lobang, aku tabrak saja, aku takut ambil jalur nya orang demi menghindari jalanan jelek. Tapi tentu saja Bang Suga tidak tau itu, makanya dia  terus menertawai ku. Tanpa  tau dia, aku sebenarnya malu teramat sangat
Bang Suga mengikuti ku sampai depan rumah, dia menyodorkan kantung ikan ku. Aku bisa liat mukanya memerah layaknya udang rebus, efek terlalu banyak tertawa. Tapi justru membuat tampang Bang Suga terlihat unyu, ingin rasanya aku bawa masuk dalam rumah, ku pajang dalam kamar, kupandangi setiap malam atau kujadikan gantungan kunci motor ku agar aku bisa membawanya kemana mana. Ya Allah, kok ada ya makhluk yang ganteng nya tidak ada habis - habis nya.  Seketika aku tidak ingat bagaimana caraku melupakan nya "
" yodah, abang pulang dulu" ujarnya sambil memutar setir motor nya
"makasih bang!" aku menyaut nya, dia mengangguk, lalu tancap gas
" jangan ngebut bang, aku masih sayang kamu T_T" batin ku, sambil menyentuh dada ku sendiri
hah, entah lah ada apa dengan hari ini, hari yang tak pernah terprediksi di otak ku, tiba-tiba bertemu Bang Suga. Aku senang sebenarnya, karena jauh dilubuk hatiku aku merindukanmu eksistensi nya di hari-hari ku. Tapi aku tak bisa memungkiri, aku malu, karena hanya hal hal bodo yang terlihat dariku ketika bersama nya tadi.
Aku meremat rambut ku, mengehentak-hentakan kaki ku lalu berlari masuk dalam rumah.
...................................................................................................................................................................................
Sejak pertemuan ku dengan abang Suga tempo hari di pasar, aku lebih sering melihat Bang Suga menyambangi kantin, entah tujuan apa, setau ku Bang Suga adalah penghuni setia gazebo depan secret, bersama laptop kesayangan nya atau teman teman seangkatan nya yang memiliki otak berideologi tinggi. Aku selalu menepis rasa percaya diri ku setiap kali aku menangkap basah Bang Suga tengah menatap ku dari tempat duduk nya. Aku selalu meyakinkan diriku, bukan aku satu-satunya objek yang ditangkap oleh penglihatan nya. Aku kadang mengabaikan nya dengan kembali berkutat dilaptop ku sekedar menyelesaikan tugas kuliah ku atau berjelajah di dunia maya dengan modal membobol Wi-Fi kampus yang memiliki kecepatan 957kb/s. Sudah beberapa hari aku menghabiskan kegiatan ku di kantin ini sendirian, biasanya ada Tima bersama ku yang selalu meramaikan suasana dengan tingkah nya yang seperti angin topan, tapi minggu lalu, dia pamit padaku ke luar daerah untuk menjalani praktek lapangan selama satu bulan. Aku merasa hari ku begitu lenggang, aku suka suasana seperti ini tapi aku tak bisa memungkiri, aku merindukan Tima yang selalu mengacaukan setiap detik dihari hariku.
Kembali ke pembahasan awal, tentang Bang Suga yang tiba-tiba sering bermigrasi ke kantin dengan memboyong teman temannya. mereka bertujuh , entah apa yang diobrolkan mereka, terlihat begitu seru dan riuh, sesekali ada yang tertawa sambil menggelengkan kepala nya, aku juga sering melihat bagaimana abang Suga tertawa lebar hingga membuat mata nya semakin menyipit. Namun kadang dengan tiba-tiba Bang Suga melemparkan pandangannya ke arah ku yang berada beberapa meter darinya. Dan membuat ku salah tingkah, jika sudah begitu,dengan santai nya dia kembali membuang muka. Lagi lagi tingkah abstrak Bang Suga yang selalu nampak darinya, membuat ku sulit menerjemahkan nya, dan berakhir dengan aku yang menghela nafas ku dengan lemah. 
.....................................................................................................................................................................
Hari ini, aku sengaja datang terlambat ke kantin dari biasanya, ku edarkan pandangan ku seantero kantin, aku tak mendapati sosok Bang Suga yang menurutku jam begini adalah jam makan siang nya bersama teman-teman nya.
" cari siapa?" aku terperanjat, suara yang tak asing ditangkap indra pendengaran ku muncul dari balik punggung ku, itu Bang Suga. Aku hendak menoleh kebelakang tapi bang Suga keburu berdiri di samping ku, ia menggedikan dagunya ke dalam kantin, mengisyaratkan ku untuk masuk, aku membalas nya dengan anggukan, membiarkan Bang Suga berjalan mendahului ku, aku berjalan mengikuti nya, dari belakang aku memindai postur Bang Suga. Penampilan nya berbeda saat ini. Aku kenal betul bagaimana penampilan abang Suga tiap ke kampus, dia selalu tampil formal dan modis, tampilan nya santai tapi berwibawa. Selama ini dia selalu mengenakan celana kain yang tampak begitu lurus menyelimuti kaki panjang nya, serta kemaja dengan berbagai motif sebagai paduan nya, mulai dari motif batik, kotak kotak atau kemeja dengan paduan degradasi warna. Rambutnya selalu dia semir berbagai warna, mulai warna terang hingga gelap, segala warna sudah dicoba nya. Bang Suga tipe cowok yang fashionable sebenarnya, biarpun penampilan nya selama ini cenderung resmi dan kantoran tapi dia pandai memadu gaya hingga tampilan nya tak terlihat tua dan membosankan. Alasan dia berpenampilan formal adalah karena otoritas kampus, semua fakultas wajib mengenakan kemeja dan celana kain, kecuali fakultas Teknik, fakultas dengan otoritas terkuat disepanjang ranah perkampusan, satu satunya fakultas yang tak mau menghilangkan identitas legenda mereka, baju hitam dan sendal jepit swallow, ok ini berlebihan. Aku sendiri belum pernah terlalu dekat dengan anak-anak teknik, aku takut, penampilan nya lebih mirip tokoh tokoh sinema Mahabarata. Gondrong.
Kembali ke Bang Suga, penampilan nya berbeda drastis seperti biasanya. Dia mengenakan celana jeans skinny warna hitam dengan robek di lutut nya, dan membiarkan lutut kurus nya terekspose sempurna, aku baru sadar, selain panjang, kaki Bang Suga tampak kurus, celana jeans ini benar-benar membalut ketat jenjang kaki nya. Ia pun mengenakan kaos Supreme berwarna kuning serta dilapisi bomber warna hijau Army. Aku tau alasannya berpenampilan seperti ini, dia sudah tidak punya jadwal mata kuliah, dia tengah sibuk menyusun skripsi, membuat nya harus bolak balik masuk perpustakaan. Mungkin ini salah satu alasan untuk nya berpenampilan kasual dikampus. Belum lagi, ia mulai menyemir rambutnya dengan warna hitam, mungkin karena mau ujian akhir, fikir ku.
" sudah makan??" tanya nya ketika sampai di kursi yang dituju nya, aku membalas nya dengan menggeleng , dia berdehem, maksudnya apa coba, aku mungkin yang terlalu percaya diri jika berfikir abang Suga akan menawari ku makan siang bersama, aku menghela nafas ku, lalu beranjak dari sisinya menuju ke deretan bangku lain, namun Bang Suga mencekal pergelangan tanganku, dia menggedikan dagunya ke bangku yang dituju nya, aku menuruti nya, ku sampirkan tas ku di sebelah ku, abang Suga duduk dihadapan ku dengan meja sebagai pembatas nya. Dia memesan beberapa makanan sebelum ia memulai topik pembicaraan
"teman mu itu siapa namanya??" Abang Suga membuka percakapan sambil menyandarkan punggung tipis nya pada sandaran kursi
"teman yang mana ya bang??" aku mengerutkan kening ku
" teman yang sering jalan sama kamu, tapi bukan anak Fisip"
" oh Tima...!! Fatima namanya" ujar ku sambil mengulas senyum menyembunyikan kegusaran dalam hatiku " ada apa ya Bang?" aku menelan ludah ku, segala kekhawatiran ku berkecamuk dalam otak ku, kepalaku dipenuhi dengan segala spekulasi buruk akan apa yang sebenarnya telah dilakukan Tima hingga membuat Abang Suga rela membuang waktu nya demi membahas dia, Abang Suga tipe orang yang tak akan membahas hal hal yang dirasa ya kurang penting. Aku menunduk, merapalkan segala doa yang mungkin saja bisa menolong ku dari hal-hal buruk, aku khawatir jika Tima melakukan sesuatu yang tak menyenangkan pada Abang Suga, mungkin menyinggung atau melecehkan. Tima terkenal dengan sifat yang blak blakan, asal ngomong tidak perduli fikiran orang, kadang juga nyeleneh, dan bertingkah tanpa berfikir lebih dahulu. Dari balik wajah ku yang tertunduk, aku melihat Abang Suga berjengit dari posisi nya, ia mencondongkan tubuhnya kearah ku dengan perlahan, aku bisa merasakan aroma pasta gigi, wax serta parfum nya menyeruak mendekati ku, menabrak indra penciuman ku. Kuberanikan diri mendongak, aku nyaris terjengkang karena kaget jika saja pengendalian diri ku kurang baik, bagaimana tidak, wajah abang Suga terlampau dekat dengan ku, menatap ku tajam, belum lagi dengan seringai menyesatkan yang terukir di bibir nya nyaris membuat ku limbung dan tak sadar kan diri. Apa yang dilakukan nya ya Tuhan, ini tempat umum,tubuh ku membeku tak ada yang dapat kulakukan selain memundurkan tubuhku beberapa senti dari hadapan nya, sekedar menambah jarak antara aku dengan nya, demi tuhan, mungkin saja beberapa pasang mata tengah menatap pada kami. Hingga akhirnya dia kembali pada posisi duduk nya, namun dengan dagu yang ia topang dengan telapak tangan yang ia tumpu di atas meja, masih dengan tatapan yang tak lepas dariku. Aku semakin salah tingkah di buat nya, kenapa setelah menanyakan Tima, tingkah Bang Suga mendadak aneh seperti ini.
" dia ceritakan semua sama abang" ujar bang Suga sambil menaikkan salah satu alis nya
Aku kembali menelan ludah ku, ada apalagi ya Tuhan, apa yang Tima ceritakan pada Abang Suga, lagi lagi kepala ku pening memikirkan nya
"cerita apa bang??" aku memberanikan diri bertanya setelah berusaha mengumpulkan mental dan keberanian ku. Entah kenapa atmosfir yang tercipta membuat ku laksana terdakwa kasus kejahatan non-organisir, dapat jelas kurasakan aura Bang Suga yang mengintimidasi, dominasi dan otoriter hingga membuat ku mati kutu.
" Rahma sudah lama naksir abang" Celetuk bang Suga, entah itu pernyataan atau pertanyaan, yang lebih nya, penuturan nya sukses membuat ku membolakan kedua mata ku, detik ini juga aku mengutuk Tima yang tidak bisa mengendalikan mulut besar nya, akibat nya aku terjebak disituasi seperti ini, situasi yang membuat ku semakin bingung, harus mengaku atau mengelak,? Aku meremat jemariku, nafas ku tertahan sekedar untuk membuka mulut
" Sejak kapan Rahma??" bang Suga kembali bertanya, aku masih membisu, aku menggigit bibir bawah ku " sejak kapan? Coba ngomong!!" titah nya padaku, menuntut ku untuk menjawab pertanyaan nya
" tidak tau," respon ku sekena nya, aku langsung memalingkan wajah
Bang Suga segera memaksa ku untuk menoleh kearah nya dengan mengarahkan dagu ku dengan jari telunjuk nya, ku lihat dia mendongak, tatapan nya menantang, tak ada guratan canda, wajahnya sangat minim expressi,membuat ku menjadi takut
" yang sok mau ikut organisasi pecinta alam, padahal fisik lemah. Yang mendadak suka musik Rapp, kopi hitam, one piece, national geographic, buah kiwi.. Semua karena Abang?? “ tutur nya penuh afeksi diktesisasi
Aku mengalihkan pandangan, lidah ku kelu untuk menjawab pertanyaan nya
" semua demi abang??" Tanya nya sekali lagi. Mau tidak mau aku mengangguk mengiyakan, aku lihat dia tersenyum tipis padaku, dia meraih lalu menarik tangan ku perlahan dan  meremat jemariku. Dapat kurasa kan aliran panas dari telapak tangan nya berpindah ke jemariku.
" yang lompat - lompat kegirangan depan kelas A37 setelah tau masuk divisi admin dibawah kepemimpinan abang ketika seminar rutinan, itu juga karena abang?? "
Aku menunduk dan mengangguk malu malu
"yang selalu merecokin abang tiap kali abang ngobrol sama cewek"
" ngek" aku melipat bibir ku
"kenapa?? “ Abang Suga menaikkan alis nya sebelah" cemburu?? "
" Ish apaan sih " alis ku menukik menatap nya
" mau marah, tp bukan siapa siapa iya?? " Abang Suga mencibirku
" udah ngomong nya,,,, berhenti!! "dengan refleks ku tutup mulut abang Suga dengan telapak tangan ku yang satunya, entahlah dapat dari mana keberanian semacam ini, abang Suga menepis pelan tangan ku sambil tersenyum jahil
" yang selalu menelanjangi abang dengan tatapan tiap abang jadi asdos"
" aku enggak liat abang, aku liat papan tulis"
"papan tulis nya ditatap nafsu begitu?" Abang Suga menaikan satu alis nya
" Ish abang!!" ku tarik tangan ku dari genggaman nya lalu kututup wajah ku dengan kedua telapak tangan ku, kulihat dia terkekeh atas tingkah ku.
"liat muka abang sinih" titah nya
Tapi aku menggeleng dengan wajah yang masih kututup
" Rahma!! “
" hum!! "
" liat mata abang "
Kenapa suara memelas Bang Suga menyesakan nafas ku yarobi, >_<. Aku tetap kekeh menggeleng, hingga harus membuat bang Suga melepas tangan yang tertempel diwajah ku, ia mencekal kedua pergelangan ku. Menatap ku dengan saksama dalam tempo yang sesingkat singkat nya sebelum dia berkata
" Abang Oon Ma...enggak sadar ada yang naksir " sesal nya
Aku menggigit bibir bawah ku untuk menanggapi nya
"abang enggak pernah kefikiran kalau Rahma naksir abang, karena abang mikir nya Rahma naksir Paimin, Abang tau Rahma suka nge-ship BTS, dan banyak bilang Paimin mirip Park Jimin"
"Bang Paimin justru yang nistain Aku sama Abang" aduku
" sampe ngunci kita berdua di toilet musholah?" terka nya  "malam malam kan, waktu sibuk sibuk ngurus expo"
Aku mengangguk
" Ah ya, sampe kamu nangis kan, ngejogrok depan pintu,ketakutan, padahal ada abang disitu "
"aku takut gelap bang" gerutu ku
"abang sampe nyalain senter HP, nangis nya enggak reda reda, abang sempat panik" ulas nya ditengah tawa nya yang berderai
" udah bang, jangan bahaaas!!" demi tuhan aku ingin menjerit kalau mengingat pengalaman suram ku ulah dari Paimin, senior seangkatan Bang Suga
"kenapa jangan bahas? Itu momen berdua kita" sindir nya
" malu bang!!" aku menundukan wajah ku dan menutup telinga ku
" hei kalau abang boleh jujur, abang sudah lama memperhatikan kamu, abang suka dengan pembawaan mu yang apa adanya, tapi abang tidak pandai mengaplikasikan nya dalam bahasa dan gerak tubuh. Dan akhirnya abang hanya bikin kamu kecewa"
" hum... Enggak kok bang" aku meringis jenaka pada nya
" kamu sampai menghilang tiba-tiba, suka menghindar kalau abang mendekat, bagaimana bisa abang tidak berfikir kamu tidak kecewa"
" ah abang... Sok tau"
" fikir abang, tindakan yang sudah abang ambil itu benar, abang enggak mau pacaran dengan kamu, pengen langsung nikah saja, sudah lama abang ingin mengutarakan, tapi abang tidak punya nyali, dan berujung kekecewaan . Maafin abang, abang tidak pernah bermaksud memberi harapan palsu"
"nikah??"
"hu'um" dia mengangguk " selesai abang wisuda, Rahma harus nikah sama abang"
..........................................................
" Ngajak nikah??? Bloody hell!!"
Sontak aku menutup mulut Tima dengan telapak tangan ku, suara volume up nya sukses menyita atensi para pengunjung McDonald's
"aku surprise Ma, aku Surprise!!" bisik tima di hadapan wajah ku. Usai kepulangan nya dari luar daerah, aku menceritakan semua  perihal aku dan abang Suga.
" kamu seneng donk!!" dia menepuk bahu ku "perasaan mu terbalas kan"
"Junaedi ku kemanain... Bijih timah!!"
“ish Madesu!! " timpal nya
Aku menghantam kepala Tima menggunakan modul selekta kapita hubungan internasional dengan keras, ia meringis kesakitan dibuat nya" ulah mu kan?? Kalo kamu enggak pake acara mengadu sama bang Suga, mungkin aku sudah tenang sama Juna, aku udah mulai cinta Juna, udah berhasil melupakan Bang Suga, tapi kamu bikin dia hadir kembali, lebih parah nya, aku tau kalo Bang Suga punya perasaan yang sama, aku harus bagaimana menanggapi nya, aku enggak mungkin mengecewakan Juna, dia terlalu baik untuk aku, belum lagi hubungan ku dengan Juna masih seumur jagung, apa iya aku harus menyakiti dia " omel ku panjang lebar
" kok aku disalahin? Semua aku lakukan untuk kamu,aku sayang kamu Ma.."
" dengan menempatkan ku di posisi seperti ini,itu namanya sayang?? aku mana tega nyakitin Juna "
" terus kamu tega gitu, mengabaikan semua usaha ku demi kamu, tidak menghargai sama sekali, kamu tau rasanya seperti apa?? Sakit!! "
" apa aku pernah minta kamu mencampuri urusan ku?? "
" aku mikir km Ma, sampai kapan km mau pendam perasaan mu. Sampai fir'aun hidup lagi lalu merenovasi piramid jadi persegi panjang? Sekalipun kamu ngomong, kamu melupakan bang Suga, itu bulshit, mata mu enggak bisa bohong. Belum lagi kamu sempat bilang, enggak selera dengan flower boy, tau tau nya Juna kamu pacarin, kmu yang enggak konsisten, aku yang disalahin "
Aku terdiam, aku tidak pernah terfikir jika situasi akan serunyam ini. Setelah aku memutuskan menjauh dari bang Suga, aku membuka hatiku, aku menyelewengkan tekad ku yang pernah ku buat sebelumnya. Aku membuka hati ku untuk Juna, agar aku bisa melupakan bang Suga, mungkin terkesan aku menjadikan Juna sebagai pelampiasan, aku akui iya, aku sadar aku jahat, namun seiring berjalan nya waktu, perilaku Juna terhadap ku menumbuhkan kembali asa dalam diriku, mengetuk nadi kehidupan ku serta menyirami dataran hatiku yang telah kering kerontang. Dari segi umur, Juna lebih muda dariku, namun sikap nya sangat dewasa, membuat ku selalu jatuh dan terus jatuh hati pada nya disetiap hari. Dia mungkin tampak begitu labil tapi justru dirinya lah yang nampak tenang ketika aku sulit difahami. Hingga aku sadar, aku mencintai nya, alasan ku mencintai nya adalah dirinya.
"aku harus bagaimana Tima!?" keluh ku, segala energi ku bagai hilang diterbangkan angin, air mata ku jatuh berderai, pandangan ku kabur, dadaku sesak serta kepala ku pening, aku tidak tau harus berbuat apa
"satu satunya solusi, hanya jujur Ma, jujur pada dirimu sendiri jujur sama Juna dan jujur sama Bang Agus"
.......................................................................................................................................................................
" siapa namanya??"
“Juna!! "aku menjawab ragu - ragu, kulihat bang Suga menoleh kan pandangan nya ke arah lain, ia terdiam, aku pun terdiam suasana hening. Setelah menimang nimang keputusan aku memilih untuk jujur pada Bang Suga, aku sudah punya pacar. Entah lah, aku tidak tau apa yang difikiran abang Suga kali ini, ia masih tak memandang ku, dia menatap ke arah lain, keperhatikan wajah nya, wajah ya selalu terlihat tampan bagiku, poni hitam nya tersibak oleh angin sepoi sepoi. Aku terlalu mendamba nya, tapi apakah aku bisa memiliki nya??. Abang Suga beranjak dari posisi nya, ia berjalan kearah ku, menghampiri ku, lalu menangkup pipi ku dengan kedua tangannya, ia memaksa ku untuk menatap nya dan berkata
" tidak apa-apa, selagi abang menyusun skripsi, biar Juna yang jagain jodoh nya Abang"







 

Sunday, December 9, 2018

Cerpen rejama Karena mu Bang Suga (Part 1)



Belum selesai sebenarnya, masih ada kelanjutan tentang Bang Suga.


The Admirer


 " Aku sudah lama memperhatikan mu "
" kamu itu apa ada nya,berbeda dari yang lain !!"
"Abang itu bodoh Ma "

" kenapa dia harus hadir di saat aku sudah melangkah meninalkan nya  T_T "

.......................................................................................................................................................................
“Jangan mengagumi seseorang terlalu dalam, jika Ujung2nya hanya akan membuat hati mu terpatahkan”
 Aku tau itu. Mencintai dalam diam, memuja dalam keheningan hanya akan membuat hatiku terluka, tapi apa daya ku, aku sang pemilik hatiku namun sedikit pun tak mampu menghentikan perasaan ini pada nya. Aku selalu sadar akan semua yang terjadi padaku saat ini, membuat ku harus memiliki mental baja ketika kekecewaan merajam sanubariku, dengan tegar ku tutup luka ini, serta menahan gejolak api cemburu yang selalu membara dalam hatiku. Karena mau marah pun, aku sadar "aku ini siapa nya? "
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Kantin Kampus, aku mungkin cukup siting saat ini karena memilih kantin kampus sebagai satu-satunya  tempat ku berhirbernasi dari berbagai tugas kuliah yang nyaris saja mengupas kulit kepala ku. Kejahatan Internasional, jangan abaikan itu, demi tuhan itu nama mata kuliah, siapa pun tak akan menemukan mata kuliah yang membuat mati akal selain di Hubungan Internasional, benar-benar mata kuliah yang membuat ku harus kembali membaca lembaran tebal Novel The Godfather atau menonton kembali film film box office Amerika bergendre Mafia bawah tanah. Namun sepertinya aku salah, jika mengatakan ini adalah acara hibernasi ku, karena aku mengajak teman ku yang tawanya selalu menambah riuh suasana di dalam kantin Kampus ini.
" yang benar saja" Celetuk nya "aku tidak pernah menyangka klo aku dan dia punya kesamaan, bahkan sampai membuat orang beranggapan klo kita kembar" ujarnya sambil mulutnya sibuk mengunyah tortilla dengan lelehan keju mozzarella di setiap sisi nya " jangan kan kembar,saudara kandung pun bukan, aku dari Surabaya, dia dari Medan, klo perihal nama, hanya depan nya saja yang sama kok, aku Indriyani nurfatimah, klo dia Indra Rahma Fenorita"
Itu Tima, anak pertambangan semester 5,temanku kemana pun aku pergi walaupun aku dan dia beda jurusan. Dia tipikal cewek yang doyan digombalin cowok , senang meladeni omongan kosong dari setiap laki-laki, yang ganteng. Seperti saat ini, dia tengah asik asik nya ngobrol dengan senior ku di Hubungan Internasional. Bang Kai, lengkap nya Kaisang Pangabean, blasteran Jawa Medan, tapi sejak kecil di Jawa, Solo lebih tepatnya, itu sebabnya logat bicara nya sangat kental dengan akses keraton. Wajah nya mirip Kim Jongin Exo, itu alasan Tima yang membuat nya selalu tersangkut di Fakultas Fisip tiap lowong kuliah nya. Dia ngefans berat sama senior ku ini yang terkenal pintar sekali membual, bagaikan dibutakan pesona, Tima tidak perduli dengan tabiat Bang Kai yang doyan menggombal.
"oke" Bang Kai menyahut sambil tertawa ringan " wajah penampilan serta nama oke lah kalian punya kesamaan, tapi klo kebribadian beda jauh" terang nya panjang lebar " Indra sifatnya judes..."
" Rahma bang... Nama ku Rahma" aku menginterupsi sambil menoleh tipis ke arah nya dengan telapak tangan masih menopang pipiku sebelah
Bang Kai cuma mengiyakan protes ku dengan cengengesan sambil mengangkat tangannya defensif, sedangkan kan Tima langsung menyikut kasar perut ku, matanya mendelik protes terhadap ku mengisyaratkan bahwa dia tidak suka tingkah ku yang mengganggu suasana yang baginya tepat untuk tebar pesona. Aku memutar bola mata ku jengah, dan memilih mengalihkan pandangan ku untuk menatap sesuatu yang mungkin bisa di terima baik oleh indra penglihatan ku.
..........................................................................................................................................................................
" klo mau ber" bang Kai" ria jangan ngajak aku deh tim, tau sendiri kan aku jenuh ngeladenin omongan bulshit cowok player kaya dia " protesku sekali lagi ketika ketika Tima kembali mengajak ku untuk nongkrong di secret Fakultas Fisip" ujung2x aku dikacangin deh" gerutu ku, jika mengingat bagaimana tingkah nya Tima, lupa teman kalau sudah ketemu idola nya
"Ma... Aku ngelakuin ini bukan sekedar buat aku doank kok, ada simbiosis mutualismenya"
" hah?" aku mengerutkan dahi ku
" kamu pikir aku enggak tau Ma, kamu suka diam diam nyuri pandang ke Bang Suga yang lagi duduk di gazebo tiap kali kita nongkrong bareng "
Aku menghela nafas ku lemah, mataku kembali terantuk pada sosok pemuda yang sedari tadi masih sibuk berkutat dengan laptop nya di Gazebo. Adalah bang Suga, nama lengkapnya Muhammad Yongi Atmaja, senior di jurusan ku. ada alasan kenapa orang memanggil nya Suga. Senyuman nya, senyuman nya yang semanis gula yang membuat nya mendapatkan julukan Sugar. Walaupun senyuman nya manis bukan berarti dia doyan senyum, aku berani bertaruh dalam satu dekade senyuman yang terukir di bibir tipis nya bisa dihitung jari, Bang Suga punya sifat yang dingin, dingin minta ampun, melebihi dinginnya es krim paddle pop di kulkas alfamart. Dia tipe orang yang enggak suka mengumbar omongan, tapi sekali ngomong, omongan nya kadang nyelekit, bang Suga orang nya tampan mirip personil BTS katanya anak anak K-popers yang juga ngefans Bang Suga. Begitu pun aku, aku ngefans berat sama dia, lebih tepatnya mengagumi, segala yang terpahat dalam diri bang Suga selalu membuat ku terpana, entah lah, aku mungkin terlalu berlebihan jika mengimplementasikan bang Suga laksanakan pahatan surgawi. Aura yang selalu memancar darinya seketika membuat sistem syaraf ku bekerja anomali, jantung ku berdetak lebih kencang dari biasanya tatkala ku dengar suara tepakan kaki nya berjalan menghampiri ku. Bagiku segala dalam diri bang Suga adalah keindahan. Namun pernahkah berfikir jika menganggumi itu indah? Aku mengagumi tanpa dikagumi lebih tepatnya. Aku pemuja rahasia nya Bang Suga, ya walaupun aku mungkin baginya bagaikan butiran biji wijen yang bertebaran di galaksi Bima sakti, terlalu remeh dan tak berarti apa-apa. Aku yang terlihat biasa biasa saja jika dirinya berada di sekitar ku, tapi dalam hatiku bergejolak, mendambakan nya teramat dalam hingga pangkal kewarasan ku. Aku rela melakukan apapun demi bisa dekat dengan idola ku itu, menyukai apa yang digemari nya, menjadi apa yang seperti di inginkan nya agar sekedar dia menyadari keberadaan ku. Menguntit segala aktifitas nya melalui social media dan masih banyak hal lagi omong kosong yang kulakukan demi mendapatkan perhatian lebih dari nya. Tampak menyedihkan bukan?? Secuil pun Bang Suga tidak tau segala yang kulakukan ini adalah mutlak dari, untuk dan oleh dirinya. Aku yang tau, semua yang ku lakukan ini adalah hal yang sia-sia. Maka aku berusaha maju satu langkah, memberanikan diri, membulatkan tekad untuk mengakrabkan diri lebih intens, mangabaikan cibiran cibiran yang menganggap ku terlalu ganjen karena dengan percaya diri mendekati pemuda yang ketampanan nya terkenal seantero kampus. Hingga hasilnya , aku bisa mengenal lebih jauh abang Suga yang terkenal judes sejagat raya. Bang Suga memiliki sifat perhatian dibalik kepribadian nya yang apatis, tipe yang tidak pelit ilmu, tidak segan segan menceramahiku jika baginya aku terlihat kurang benar.banyak hal yang kulakukan dengan nya ketika aku mulai intens dengan nya, mulai dari chatingan tiap malam yang berakhir dengan ucapan good night, ngobrol berdua di gazebo, dan tak jarang dia selalu meminta ku untuk tetap tinggal sekedar menemani nya menyelesaikan tugas. Tidak bisa dipungkiri, kedekatan ku dengan nya mengundang asumsi bahwa aku dengan nya punya hubungan spesial. Aku sebenarnya cukup senang dengan hal ini walaupun sedikit menyesakan dada. karena bisa dibilang hubungan ku dengan nya adalah hubungan tanpa status. Aku tidak bisa leluasa terhadap nya, dia bukan milikku, aku tak memiliki hak atas dirinya, aku tak berhak marah ketika dia mengabaikan ku dan lebih mementingkan hal lain, aku tak berhak menuntut nya menjadi apa yang ku mau, lebih parah lagi aku tak bisa berbuat apa-apa ketika banyak gadis yang menggandrungi nya. Bang Suga mungkin menganggap ku sekedar saja, sehingga baginya tak ada problema berarti dalam diri ku. Dibalik itu semua, tanpa sepengetahuan nya aku menyimpan harapan lebih terhadap nya. dia yang terlalu mudah nya dikagumi, membuat nya banyak penggemar sana sini. Banyak gadis leluasa menghampiri, membuat aku selalu makan hati, aku ingin memiliki Bang Suga seutuh nya, memamerkan pada dunia bahwa malaikat maha rupawan itu benar benar ada yang dengan bangga nya adalah miliku seorang . Aku ingin egois tapi aku lemah, tak mampu mengubah rasa kagum ku menjadi sebuah kata "aku ingin memiliki mu" agar Bang Suga tau semuanya. Aku selalu benci dengan pola pemikiran stereotype yang memegang faham, lelaki lah yang mengawali, hal itu membuat ku tak berani mengumpulkan mental untuk sekedar menuai jalinan baru. Hingga berjalan nya waktu, aku menyadari Bang Suga tak sedikit pun memiliki niatan dan dorongan hati untuk sekedar mengambil langkah ke tahap yang lebih serius padaku, dia mungkin sudah nyaman dengan posisi nya saat ini. Menganggap ku sebagai junior favorite nya, tidak lebih. Aku yang semakin lelah menantikan penantian yang mungkin saja tak pernah tertuju pada ku berusaha mundur perlahan, menjauh dari Bang Suga lalu menghilang. Aku sadar mungkin selama ini aku dibutakan oleh pesona anggun nya, membuat ku selalu menatap ke atas dan melewatkan hal hal yang mungkin terlewat kan disekitar ku.
"ma... Kamu masih mengharapkan Bang Suga kan?" suara Tima menyadarkan ku dari lamunan . Aku menggeleng sambil menyibukkan diri membolak balik modul kuliah ku
" mata mu enggak bisa bohong lah"
Aku mendongak menatap wajah dari sahabat ku ini " ya terus aku harus gimana?" tutur ku tanda tanya
" ya jujur lah sama dia, utarain apa yang ada dihatimu, jangan pendam gini Ma, itu menyiksa"
" kalo respon nya jelek gimana?" aku mendengus lemah
" kok mikir nya gitu, itu kalah sebelum perang namanya"
Aku menggaruk kepala ku, entah kenapa, sejak aku memutuskan mundur dari Bang Suga, fikiran ku selalu rancu tiap kali aku membahas nya
" atau Move On Ma" sambung Tima , membuat ku menautkan dua alis ku" laki-laki bukan cuma dia aja kan? "
Aku mengangguk sambil memejamkan mata ku, aku malas saat ini untuk membahas laki-laki, aku ingin fokus dulu di pendidikan. Dan juga saat ini aku malas adu argumen dengan Tima, aku mengangguk sekedar mengakhiri obrolan. Aku berharap begitu, tapi sepertinya tak ada ciri ciri dari nya untuk berhenti berceloteh
" aku mulai berfikir, udah saat kamu notice Junaedi, kasian dia kan, dari dulu cinta mati sama km"
"aku risih sama flower boy macam dia" ujar ku, fikiran ku mengawan memikirkan Junaedi, yang dari sejak jadi mahasiswa baru sudah mengejar ku. Junaedi itu adik satu tingkat ku, dia orang Sulawesi, suku Tolaki kalo enggak salah. Orang nya ganteng, lebih cenderung cantik, mirip Jungkook pokoknya. Tapi entah lah aku sama sekali tidak pernah tertarik padanya. Bagiku Junaedi, terlalu menyia-nyiakan ketampanan, banyak cewek yang merebut kan dia, tapi dia tetep kekeh pada prinsipnya, akan jomblo selama nya kecuali aku berpacaran dengan nya.
" kasian si Njun.. Ma" Tima mengerucutkan bibirnya
"ya kalo kasian, kamu pacaran dah sama dia" timpal ku
"dih... Aku bang Kai polepel" Tima menjulurkan lidah nya ke arah ku, aku terkekeh, tak bisa ku pungkiri, sericuh apapun tingkah Tima padaku, tetap dia satu-satunya orang yang membuat ku tersenyum sekedar melepaskan beban pikiran ku.
"aku kenalin sama senior ku di pertambangan apa yah"
Aku terperanjat usai mendengar penuturan Tima " ogah ah. Anak pertambangan tuh ya, keras rahang semua" sontak Tima menghantam kepala ku dengan modul kuliah ku yang setebal 25 inci, aku meringis, mengaduh, pukulan nya hampir menggoyangkan otak ku di dalam, jangan main main, walaupun Tima anaknya ganjen, tapi dia atlet beladiri profesional.
" Bang Cahyo" Tima menimang nimang dagu nya, mengabaikan aku yang memijat kepala pening ku akibat pukulan nya, expressi santai nya seakan pukulan itu bukan berasal dari nya
" bang Cahyo Purnomo ya... Ma" aju Tima minta pendapat " dia cowok ganteng nya pertambangan, jomblo pula"
Aku memutar bola mata ku jengah " klo ada cowok ganteng di fakultas mu ngapain kamu jauh kesini huh?"
"ye... Kan aku dah bilang, All because My Abang Kai jongin,,, , ya aku kenalin ya sama Bang Cahyo "
" aku di sini kesan nya, kaya lagi membutuhkan laki laki banget ya, kaya haus kasih sayang, seakan aku enggak bisa apa apa tanpa laki-laki, hell yah... Menyedihkan "
" suram banget pemikiran mu sih" protes Tima akan opini ku " aku lakukain ini demi kamu Ma, aku enggak mau kau terjerat di masa lalu,mengharapkan hal hal mustahil. kamu harus Move On, aku sayang kamu Ma"
Aku tersenyum, ku rangkul pundak sahabat ku itu " I'm OK kok. Cukup adanya km disamping aku, aku bisa memandang masa depan".

.....................................................................................................................................................................

James Arthur - Cars Outside

I'm packin' my bags that I didn't unpack the last time Ku kemas tasku yang tidak ku bongkar saat itu  I'm sayin', "...